Membangun Pola Pikir Kritis bagi Mahasiswa
Mahasiswa, begitulah ia dipanggil. Ia dinisbatkan pada orang-orang yang sedang mengenyam pendidikan di perguruan tinggi, yang mana mempunyai tugas serta tanggungjawab yang lebih besar dan berbeda daripada siswa. Mahasiswa adalah tonggak kemajuan suatu bangsa. Ia memiliki posisi yang unik dalam struktur kemasyarakatan, karena seringkali menjadi penyalur aspirasi antara rakyat sipil dengan pemerintah, serta kaitannya dengan salah satu tri dharma perguruan tinggi yaitu pengabdian masyarakat. Selain itu, mahasiswa juga merupakan agent of change yang berperan terhadap perubahan yang terjadi di dalam struktur sosial masyarakat serta berkontibusi bagi kemajuan bangsa. Oleh karena itu, mahasiswa harus mempunyai karakter atau softskill yang bisa membawa perubahan kearah yang bermanfaat salah satu modalnya yakni dengan mempunyai kemampuan berpikir kritis.
Berpikir kritis sendiri adalah suatu metode berpikir seseorang untuk menyelesaikan masalah. Diane Halpern memaparkan bahwa berpikir kritis digunakan untuk menjelaskan berpikir yang dengan maksud jelas dan terarah pada tujuan. Lalu Richard Paul dan Linda Elder (2011) dalam bukunya yang berjudul Student Guide to Historical Thinking menegaskan pentingnya berpikir kritis dalam diri seorang mahasiswa yang bertujuan agar mahasiswa mampu mencermati berbagai fenomena dan realistas. Oleh karenanya, kemampuan berpikir kritis menjadi conditio sine qua non (syarat mutlak) dalam diri mahasiswa. Mahasiswa diharapkan bisa merespon segala problematika diri dan sosial sesuai dengan bidang keilmuannya dengan cara mengidentifikasi masalah, menganalisis untuk selanjutnya dicari jalan keluar dari problem tersebut. Kemampuan ini akan membuat mahasiswa lebih rasional dan matang dalam mengambil suatu keputusan.
Proses berpikir kritis berbeda dengan berpikir biasa atau berpikir rutin. Ini dikarenakan pemikir menggunakan pemikiran yang reflektif, independen, serta melalui olah pikir yang rasional. Seseorang yang berpikir kritis mempunyai kebiasaan ingin tahu yang tinggi, menggali informasi secara lengkap, nalar yang dapat diandalkan, fleksibel, serta fokus dalam menghadapi suatu problem. Namun, berpikir kritis juga tidak berarti sikap yang mengkritisi segala sesuatu, tapi mencoba menimbang apa manfaat atau kelebihan dari suatu argumen kemudian memilih yang argumen yang sesuai.
Lalu apa saja yang bisa dilakukan oleh mahasiswa untuk membangun pola pikir kritis ini? Pertama, dengan membiasakan diri supaya bisa berpikir terbuka (open minded). Tidak jarang, masih banyak mahasiswa yang mempunyai pendirian bahwa pendapatnya lah yang paling benar. Ia sulit untuk menerima pendapat baru yang berbeda dengan pemikiranya. Padahal, jika menemukan suatu informasi yang dianggap benar, namun itu ternyata salah maka seharusnya mahasiswa berusaha untuk memastikan dengan mencari informasi dari berbagai sumber yang terpercaya, barulah menyimpulkan informasi manakah yang benar. Dalam hal ini, mahasiswa dilatih untuk menganalisis serta menggali terlebih dahulu suatu informasi baik dari internet, buku, dan lain-lain sehingga secara tidak sadar juga melatih dirinya agar berpikir kritis dalam menanggapi suatu hal.
Kedua, cara lain yang bisa dilakukan yakni dengan membiasakan diri untuk berdialog, berkomunikasi serta literasi (membaca, menulis dan berdiskusi). Dengan mengikuti kegiatan intelektual akademik tersebut, mahasiswa dapat berlatih berpikir secara terstruktur, sistematis serta kritis dalam mencermati isu serta problematika diri dan sosialnya. Mahasiswa bisa bergabung dengan berbagai organisasi eksternal maupun internal kampus untuk mengembangkan diri, serta banyak berinteraksi dan bersosialisasi dengan orang lain. Selain itu, di dalam organisasi, mahasiswa juga bisa mengasah kemampuan berpikir kritisnya dengan berdialog, berdiskusi dan memecahkan suatu permasalahan yang kompleks.
Ketiga, yakni dengan berfilsafat. Mahasiswa bisa mulai melatih berpikir kritisnya dengan cara mempelajari filsafat. Dalam pendidikan akademik tingkat kampus, filsafat sudah mulai diajarkan dan menjadi mata kuliah dasar bagi mahasiswa. Karena filsafat adalah induknya segala ilmu pengetahuan. Filsafat bertujuan untuk mencari keterangan yang mendalam mengenai sesuatu berdasarkan akal pikiran / rasio. Dalam hal ini filsafat bukan saja mengajarkan untuk berpikir kritis, akan tetapi mengajarkan untuk berpikir secara radikal-mengakar. Aliran empirisme dan rasionalisme merupakan contoh aliran yang mengajarkan untuk berpikir kritis.
Intinya, untuk membangun pola pikir kritis ini, mahasiswa perlu melatih serta membangunnya sedini mungkin sesuai perkembangan guna meningkatkan daya kritis dan nalarnya.
Komentar
Posting Komentar