Pekerjaan Domestik dalam Rumah Tangga Siapa yang Kerjakan?


Rumah tangga dibangun dari sebuah pernikahan yang menjadi salah satu momen yang sangat dinantikan oleh sebagian orang, dan seringkali disakralkan karena hal tersebut merupakan momen terpenting yang terjadi sekali seumur hidup.

Dalam pernikahan, suami istri disatukan dalam suatu akad, yang didalamnya memuat perjanjian bukan hanya yang terikat dengan manusia, tetapi perjanjian tersebut juga dengan terikat dengan Sang Pencipta, agar saling mengasihi dan mencintai untuk mencapai keridhaan-Nya (mitsaqan ghalida). Dalam Islam khususnya, pernikahan adalah salah satu jalan ibadah untuk meraih ketakwaan kepada Allah. 
Lantas bagaimanakah seharusnya seorang suami istri menjalankan perannya dalam ranah domestik rumah tangga?

Dalam rumah tangga, seorang suami dan istri sudah tidak lagi berjalan terpisah satu sama lain, karena sudah disatukan dalam satu bahtera yang sama. Suami istri bahu-membahu menjalankan bahtera pernikahan dengan bekerja sama antara satu dengan yang lainnya. Jikalau ada masalah, maka bukan cuma tugas suami saja, atau bukan cuma tugas istri saja untuk menyelesaikan masalah tersebut, melainkan sudah menjadi tugas keduanya untuk bekerja sama, bersama-sama menyelesaikan persoalan tersebut. Begitupula dalam menjalankan tugas domestik rumah tangga.

Suami yang mengerjakan pekerjaan rumah tangga seringkali dianggap "aneh" atau "tidak wajar" begitupula sebaliknya, perempuan yang bisa mengerjakan pekerjaan laki-laki / suami dianggap aneh. Padahal hal tersebut bisa saja terjadi dalam suatu rumah tangga karena yang menjalankan bukan hanya si suami atau si istri melainkan sudah menjadi tanggungjawab keduanya, selagi memang mampu. 

Saya ambil contoh, banyak sekali yang bilang bahwa suami yang mengasuh anak adalah suami yang "membantu istri". Padahal, tanggungjawab mengurus anak sudah menjadi tanggungjawab bersama. Lalu misalkan suami mencuci piring. Hal tersebut bukan sesuatu yang perlu diherankan karena piring yang dicuci adalah piring milik bersama. Akan lebih tepat bahwa mindset "membantu istri" ini dirubah menjadi kesadaran yang timbul dari adanya tanggungjawab dalam rumah tangga yang mana dalam pekerjaan tersebut dilaksanakan oleh kedua belah pihak yakni si istri dan suami. Akan lebih enak dan mudah jika dalam menjalankan pekerjaan, suami istri bekerja sama misalkan jikalau istri memasak, suami mengerjakan pekerjaan yang lain seperti menyapu atau beres-beres halaman. Itu akan lebih meringankan beban kerja bukan?

Kerja sama dalam perkerjaan domestik seperti itu sangat diperlukan dalam rumah tangga. Ini sejalan dengan prinsip al-mubadalah (kesalingan). Dengan adanya kerja sama, rumah tangga yang dijalankan akan lebih mudah untuk di lalui. Coba bayangkan jikalau tidak ada kerja sama dalam menjalankan rumah tangga khususnya dalam ranah-ranah domestik, bisa jadi akan menyulitkan salah satu pihak, entah itu suami ataupun istri dan akan membutuhkan waktu yang lama untuk diselesaikan. Lebih-lebih resiko terjadinya double borden (beban kerja ganda) bagi si istri akan lebih besar, jikalau suami tidak mau bekerja sama dalam menjalankan pekerjaan rumah, lepas tanggungjawab dan hanya mengerjakan pekerjaannya di ranah publik saja untuk memenuhi kewajibannya menafkahi keluarga. Ini jelas akan menimbulkan suatu ketimpangan dan relasi yang tidak sehat. Oleh karena itu, bekerja sama dalam menjalankan pekerjaan domestik rumah tangga sangat diperlukan, untuk menciptakan hubungan yang harmonis antara suami dan juga istri.


Wallohu a'lam bishowab...

Nida Mustafidah

Komentar

  1. Sangat bermanfaat, syukron❤

    BalasHapus
  2. Menurut pengetahuan yg saya tau 😁 sebenernya tugas membereskan semua pekerjaan rumah adalah tugas suami, dan tugas istri hanyalah mengurus anak dan berbakti terhadap suami. Dan mungkin pekerjaan rumah yg semestinya dikerjakan oleh suami adalah bukti pembaktian seorang istri terhadap suami. Mungkin begitulah yg saya pahami wkwk

    BalasHapus
    Balasan
    1. Memang benar seharusnya seperti itu... Tapi budaya kita kan terkesan patriarkis dan seringnya nganggep bahwa tugas rumah itu yaaa urusan istri hehehe jadi dr sanalah saya terinspirasi buat opini ini... ☺️ terimakasih sudah membaca tulisan saya

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Metode Istinbath Hukum Mazhab Fiqh Sunni, Syi'ah dan Khawarij

MANIFESTO KETIDAKADILAN GENDER

PERKAWINAN ANAK DALAM PANDANGAN FEMINIST LEGAL THEORY : STUDI KASUS PERKAWINAN ANAK PADA MASA PANDEMI COVID-19